Pembentukan karakter merupakan tujuan utama pendidikan di tingkat sekolah dasar. Pada usia ini, anak-anak masih berada dalam tahap pembentukan kepribadian, sehingga peran guru sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Melalui kegiatan belajar mengajar, guru dapat mengajarkan siswa mengenai nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan rasa hormat. Selain itu, kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter juga dapat membantu siswa mengembangkan sikap yang baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Metode pembelajaran berbasis karakter, seperti pembelajaran tematik, memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan nilai-nilai positif dalam situasi yang relevan dengan kehidupan mereka. Misalnya, dalam pembelajaran kelompok, siswa diajak untuk bekerja sama, mendengarkan pendapat teman, dan menghargai perbedaan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, nilai karakter dapat ditanamkan dengan cara yang tidak memaksa tetapi tetap efektif. Pembelajaran karakter juga dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang memungkinkan siswa menunjukkan tanggung jawab dan sikap disiplin.

Namun, tantangan dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar adalah konsistensi antara nilai yang diajarkan di sekolah dengan yang diterapkan di rumah. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara guru dan orang tua untuk memastikan nilai-nilai positif ini terus dibangun secara berkelanjutan. Guru juga diharapkan bisa menjadi teladan bagi siswa, dengan menunjukkan perilaku yang baik dan konsisten dalam setiap interaksi dengan siswa.

Sumber Referensi:

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Pedoman Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar.
  2. Suyanto, S. (2020). Penguatan Pendidikan Karakter di Era Globalisasi.